Bobibos: Energi Terbarukan yang Terinspirasi dari Al-Qur’an
Energi terbarukan kini menjadi kebutuhan mendesak untuk menggantikan bahan bakar fosil yang semakin menipis dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Di Indonesia, inovasi bernama Bobibos hadir sebagai solusi berbasis biomassa, yaitu bahan bakar yang diperoleh dari tumbuhan hijau. Keistimewaan Bobibos tidak hanya terletak pada teknologi, tetapi juga pada inspirasi spiritualnya, yang bersumber dari Al-Qur’an, Surat Yasin ayat 80. Ayat tersebut berbunyi :
وَجَعَلَ لَكُمُ النَّارَ مِنَ الْوُدْجِ وَمِنْهَا تُوقِدُونَ
(“Dan Dia menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, lalu darinya kamu menyalakan api.” – Yasin: 36:80)
Makna ayat ini menyiratkan bahwa dari sumber hidup yang hijau, manusia dapat memanfaatkan energi. Dalam perspektif ilmiah modern, hal ini berkaitan dengan prinsip fotosintesis, di mana tumbuhan menyerap energi matahari dan menyimpannya dalam bentuk energi kimia. Bobibos memanfaatkan prinsip ini dengan mengekstrak energi dari biomassa tumbuhan untuk dijadikan bahan bakar yang dapat digunakan sehari-hari, seperti untuk memasak atau penerangan.
Inspirasi dari ayat ini memberikan makna lebih luas. Alam menyediakan sumber daya yang bisa dimanfaatkan manusia secara bijak, dan teknologi dapat menjadi jembatan untuk menghadirkan kemudahan itu. Dengan memanfaatkan tanaman hijau, Bobibos menawarkan energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan dapat diakses masyarakat, termasuk di daerah terpencil. Hal ini menunjukkan bahwa sains dan spiritualitas tidak harus terpisah; keduanya dapat bersinergi dalam menciptakan inovasi yang memberi manfaat nyata bagi manusia dan lingkungan.
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan Bobibos menghadapi tantangan, seperti memastikan ketersediaan bahan baku dalam jumlah cukup, mengoptimalkan efisiensi konversi energi, serta membangun infrastruktur distribusi agar energi terbarukan ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Namun, peluangnya juga sangat luas. Bobibos tidak hanya mendukung target energi bersih nasional, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal, sekaligus menjadi simbol harmonisasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama.
Bobibos menunjukkan bahwa inovasi teknologi tidak harus mengabaikan spiritualitas. Dari ayat Yasin 36:80, kita diingatkan bahwa alam menyediakan potensi yang luar biasa bagi manusia, dan dengan pemahaman yang bijak, potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat. Energi terbarukan seperti Bobibos tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang etika, keberlanjutan, dan tanggung jawab manusia terhadap alam ciptaan Tuhan. Inilah contoh nyata bagaimana agama dan sains dapat berjalan beriringan, menghasilkan solusi inovatif yang merangkul semua lapisan masyarakat, sekaligus menjaga bumi sebagai amanah yang harus dijaga bersama.





